Senin, 25 Januari 2010

Kehidupan Masyarakat Indonesia Awal Penjajahan

Ê Standar Kompetensi

Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya Negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Ê Kompetensi Dasar

Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia dibawah penjajahan VOC, pemerintahan Hindia Belanda dan pemerintah Inggris

Ê Indikator

1. Mendeskripsikan latar belakang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia

2. Menjelaskan penjelajahan samudra oleh bangsa Eropa (Spanyol, Portugal, Belanda, dan Inggris) di Indonesia

3. Mendeskripsikan kekuasaan VOC di Indonesia

4. Menjelaskan sebab bubarnya VOC

5. Menjelaskan masa pemerintahan Daendels di Indonesia dan tindakanya

6. Menjelaskan masa pemerintahan Inggris di Indonesia

7. Mendeskripsikan masa pemerintahan Belanda di Indonesia

A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia

Bangsa Barat datang ke Indonesia setelah adanya penjelajahan samudra, faktor yang mendorong orang-orang eropa mengadakan penjelajahan Samudra pada akhir abad ke-16 adalah :

1. Jatuhnya Kota Konstatinopel tahun 1453 ke tangan Bangsa Turki Usmani.

2. Kisah penjelajahan Marco Polo ke dunia timur.

3. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bumi ini

bulat.

4. Penemuan kompas.

5. Semangat Recosquesta yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam dimanapun berada.

Tujuan awal kedatangan bangsa-bangsa eropa ke Indonesia hanya untuk memperoleh rempah-rempah langsung dari sumbernya, tetapi kemudian bertujuan untuk menguasai Indonesia.

Ferdinand Magellan Christoper Colombus

Penjelajahan bangsa Spanyol.

1. Christoper Colombus (1492)

Sampai di kepulauan Bahama di Karibia.

2. Ferdinand Magellan (1519)

Magellan melanjutkan perjalanan Colombus, dengan menyusuri pantai selatan Benua Amerika Serikat dan menyeberangi Lautan Pasifik, pada tahun 1520 sampai di Filipina tetapi di Pilipina Magellan tewas, karena terlibat persaingan antar suku yang terjadi di Filipina, dan perjalanan dilanjutkan oleh Sebastian D’elcano, pada tahun 1521 sampai di Maluku. Kedatangan Spanyol diterima oleh Tidore, sedangkan Portugis telah ada di Maluku tahun 1512 yang bersekutu dengan Ternate.

Penjelajahan Bangsa Portugis.

1. Bastholomeus Diaz (1496).

Sampai di Tanjung Harapan (di ujung Afrika Selatan).

2. Vasco Da Gama (1498).

Sampai di Kalkuta (India), disini ia mendapat rempah-rempah dari pedagang islam untuk dibawa ke negerinya. Pada tahun 1511 Alfonso D’albuquergu berhasil menguasai Malaka dan tahun 1512 Portugis sampai di Maluku yang diterima oleh Ternate, ketika itu Kerajaan Ternate sedang berperang dengan Tidore, sehingga Portugis membantu Ternate melawan Tidore, oleh sebab itu ketika Spanyol datang tahun 1521 di Maluku langsung diterima oleh Tidore dan membantu Tidore melawan Ternate, maka terjadi perselisihan antara Portugis dan Spanyol di Maluku. Perselisihan ini akhirnya ditengahi oleh Paus dengan mengadakan perjanjian Saragosa.

Bastholomeus Diaz Vasco Da Gama de Houtman Kapal Pelayaran

Penjelajahan Bangsa Belanda

Kedatangan Bangsa Belanda ke Timur disebabkan oleh faktor ekonomi, yaitu berusaha sendiri untuk mencari dan menemukan sumber rempah-rempah yang ada di dunia Timur, apalagi setelah Portugis melarang Belanda untuk berdagang di Lisboa (Lisabon), sehingga Belanda kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah.

Tahun 1596 Cornelis de Houtman sampai di Banten, kedatangan di Banten semula diterima dengan baik, tetapi Belanda menunjukan sikap tamaknya sehingga penguasa Banten mengusirnya dari Banten. Pada tahun 1598 Belanda datang lagi ke Banten dengan sikap yang lebih baik. Pada tahun 1602 Belanda membentuk VOC (Vereenigde Oost Indishe Compagnie) dengan tujuan

1. Menghindari persaingan antara pengusaha Belanda.

2. Untuk mendapatkan ke untungan yang besar.

3. Untuk memperkuat diri menghadapi pedagang eropa lainnya.

Wilayah Monopoli VOC di Indonesia

VOC juga mempunyai hak istimewa (hak Octrol) seperti :

1. Hak monopoli pedagangan.

2. Hak memiliki tentara.

3. Hak mencetak uang sendiri.

4. Hak mengadakan perjanjian dengan Raja-raja Indonesia.

5. Hak mengumumkan perang.

Gubernur Jenderal VOC pertama Pieter Both yang dalam melaksanakan kekuasaannya, VOC menjalankan politik adu domba (Devide et Impera). VOC berhasil mengambil keuntungan ratusan juta golden dari Indonesia, tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan karena :

1. Merajalelanya korupsi pada pegawai VOC.

2. Kuatnya persaingan diantara kongsi-kongsi dagang lain

3. Terlalu banyaknya biaya untuk penumpas berbagai pemberontakan rakyat.

4. Meningkatnya kebutuhan untuk gaji pegawai VOC.

5. Utang VOC yang banyak.

Akhirnya kedudukan VOC di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Bersamaan dengan kehancuran VOC di Indonesia, didaratan Eropa berkecamuk perang revolusi Perancis (1792-1802). Pada tahun 1795 Belanda diduduki oleh Perancis, tetapi Raja Belanda Wiliem V berhasil meloloskan diri dan minta perlindungan kepada Inggris dengan jaminan Belanda akan menyerahkan segala kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris. Inggris bersedia melindungi Raja Belanda tersebut. Kemudian raja Belanda mengirimkan pesan kepada penguasa Belanda di Indonesia agar menyerahkan wilayah Indonesia kepada Inggris.

Sementara itu Perancis merasa dirinya menguasai Belanda bertindak tegas dan menggabungkan wilayah Belanda kedalam wilayah Perancis termasuk Indonesia dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

Untuk mempertahankan wilayah jajahan Belanda dari serbuan Inggris, maka pemerintah Perancis mengangkat Gubernur Jenderal Daendels di Hindia Belanda (1808-1811).

Jenderal Daendels Jenderal Yansen Peta Pembuatan Jalan

Tugas Daendels di Indonesia adalah :

1. Mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.

2. Mengatur pemerintahan di Indonesia.

3. Memperbaiki keadaan perekonomian.

Tindakan yang dijalankan oleh Daendels di Indonesia :

1. Bidang Militer :

a. Membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan.

b. Mendirikan benteng pertahanan.

c. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung kulon.

d. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia.

e. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya

2. Bidang Politik :

a. Membagi pulau Jawa menjadi 9 keresidenan (9 Prefek).

b. Membatasi kekuasaan Raja.

c. Melarang bupati mengambil upah dari rakyat.

d. Mengaji Bupati sebagai pegawai pemerintah.

e. Mendirikan pengadilan bagi penduduk pribumi yang bersalah.

3. Bidang Ekonomi :

a. Menjual tanah kepada pihak swasta.

b. Memaksa rakyat menyerahkan hasil pertaniannya.

c. Memungut pajak dan meningkatkan tanaman yang laku dipasaran dunia.

d. Mewajibkan rakyat kerja paksa.

Tindakan Daendels mendatangkan kebencian seluruh rakyat Indonesia sehingga Nopoleon Bonaparte memanggil pulang Daendels dan mengganti dengan Gubernur Jenderal Yansen (1811). Sementaraitu armada Inggris di bawah pimpinan Lord Minto mendarat di Batavia dan berhasil mendesak pasukan Yansen. Ahkrirnya bulan September 1811 Yansen menyerah pada Inggris yang telah menguasai pulau Jawa ditandai dengan Kapitulasi Tuntang yang berisi :

1. Pulau Jawa dan sekitarnya dikuasai oleh Inggris.

2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.

3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat dijadikan pegawai Inggris

Lord Minto Rafflesea Thomas Stanford Raffles

Setelah jatuhnya kekuasan Perancis, Indonesia dikuasai Ingeris. Gubernur Jenderal EIC mengangkat Thomas Stanford Raffles sebagai penguasa di Indonesia. Tindakan yang dilakukan oleh Raffles di Indonesia yaitu:

1. Bidang Politik

a. Membagi pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan.

b. Bupati dijadikan sebagai pegawai negeri

c. Mengurangi kekuasaan raja.

2. Bidang Ekonomi

a. Perdagangan bebas

Rakyat diberi kebebasan untuk ikut serta dalam perdagangan. Sehingga produksi rakyat diikutkan dalam pasar Internasional.

b. Melaksanakan Landrente (sewa tanah).

Dengan dasar bahwa semua tanah adalah milik Inggris maka penduduk yang menempatinya harus membayar pajak.

3. Bidang Sosial yaitu menghapuskan perbudakan.

Pada masa Raffles ini rakyat Indonesia juga sangat menderita karena pajak yang terlalu tinggi. Berakhirnya kekuasan Inggris di Indonesia ditandai dengan perjanjian Inggris dan Belanda di London (Convention Of London) yang berisi :

1. Belanda menerima tanah jajahannya kembali yang diserahkan kepada Inggris berdasarkan Kapitulasi Tuntang.

2. Inggris memperoleh Tanjung harapan dan Sailan (Srilangka).

Berdasarkan Konvention Of London ini Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Dari tahun 1816-1830 keadaan Belanda dan tanah jajahan Belanda sangat buruk, kas negeri Belanda kosong. Atas saran dari Van Den Bosch diadakanlah sistim tanam paksa (culture stelsel) kemudian Van Den Bosch diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Indonesia.

Tujuan tanaman paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya guna untuk menutup kas Belanda yang kosong dan membiayai hutang-hutang Belanda.

Ketentuan atau aturan tanaman paksa :

1. Rakyat menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami dengan tanaman eksport.

2. Waktu digunakan untuk memelihara tanaman tidak boleh melebihi dari waktu menanam padi.

3. Tanah yang digunakan dibebaskan dari pajak.

4. Kerusakan yang disebabkan oleh bukan petani ditanggung oleh pemerintah.

5. Bagi yang tidak memiliki tanah dipekerjakan diperkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 65 hari tiap tahun.

Van Den Bosch Dauwes Dekker. Van Deventer

Pelaksaan tanaman paksa tidak sesuai dengan ketentuanan tanam paksa sehingga rakyat menderita, sedangkan Belanda mendapat keuntungan yang sangat besar. Pelaksanaan tanaman paksa ini ternyata mendapat reaksi dari beberapa kalangan Belanda seperti :

1. Golongan pengusaha. menghendaki kebebasan berusaha, mereka menganggap tanaman paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.

2. Baron Van Hovel.

3. Dauwes Dekker.

Tahun 1870 sistim tanam paksa dihapuskan oleh Pemerintah Belanda diganti dengan system ekonomi liberal ditandai dengan keluarnya UU Agraria dengan tujuan :

1. Untuk melindungi hak milik petani pribumi atas tanahnya dari penguasaan orang-orang asing.

2. Memberikan peluang kepada para pengusaha asing untuk dapat menyewa tanah dari rakyat.

Dengan UU ini para pengusaha hanya boleh menyewa tanah dalam jangka waktu tertentu dan tidak membelinya. Dalam UU ini disebutkan tanah yang disewakan terdiri dari 2 macam yaitu :

1. Tanah milik Negara (diluar wilayah desa) disewa dalam jangka waktu 75 tahun.

2. Tanah milik penduduk pribumi disewa dalam jangka waktu 5 tahun atau 30 tahun.

Sejak tahun 1870 Indonesia mulai dibuka untuk perkebunan swasta. Untuk membantu perkebunan di Sumatera maka diperlukan para buruh dari pulau Jawa yang bekerja dengan sistim kontrak yang diperlakukan seperti budak, karena penderitaan banyak kaum buruh yang melarikan diri maka Parlemen Belanda menyetujui adanya koelie Ordonantie, dalam Ordonantie ini kuli atau buruh yang melarikan diri diancam dengan poenale Sanctie yaitu buruh yang melarikan diri dipaksa kembali dengan pertolongan alat Negara, diberi sanksi hukuman. Sehingga banyak pengusaha yang bertindak sewenang-wenang terhadap buruh.

Akibat pelaksaaan politik ekonomi liberal :

1. Bagi Bangsa Belanda :

a. Mendatangkan keuntungan yang besar bagi pengusaha swasta Belanda.

b. Hasil produksi perkebunan banyak mengalir ke Belanda sehingga Belanda sebagai pusat perdagangan hasil perkebunan.

c. Negeri Belanda semakin makmur.

2. Bagi Bangsa Indonesia :

a. Tingkat kesejahteraan rakyat merosot.

b. Produksi pertanian rakyat menurun.

c. Penderitaan rakyat semakin meningkat akibat kerja paksa

d. Pekerja yang melarikan diri dari perkebunan Belanda memperoleh hukuman berat.

Peta Wilayah kekuasaan Belanda abad ke 20

Melihat keadaan rakyat Indonesia yang semakin menderita maka tahun 1899 Mr C. Th. Van Deventer memaparkan gagasannya dalam majalah De Gids yang mengemukakan Een Erschuld (hutang budi) yaitu hutang yang harus dilunasi untuk menjaga kehormatan Belanda. Van Deventer kemudian mengemukakan trias Van Deventer yaitu Edukasi, Irigasi, dan Transmigrasi

Trias Van Deventer dilaksanakan di Indonesia dikenal dengan politik etis (balas budi). Pelaksanaan Politik etis tidak seperti yang dikehendaki oleh Van Deventer, melainkan menurut keinginan Belanda seperti :

1. Pendidikan dilaksanakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendah (juru tulis).

2. Pengairan tidak ditujukan untuk mengairi sawah dan ladang rakyat tetapi untuk pengusaha perkebunan Belanda atau pengusaha asing.

3. Transmigrasi dilakukan bukan untuk memberi penghidupan yang layak, melainkan hanya untuk membuka hutan-hutan baru bagi kebutuhan pengusaha-pengusaha asing.

Pelaksanaan politik etis membawa keuntungan bagi pemerintah Belanda dan penderitaan bagi Bangsa Indonesia, namun masih ada manfaat yang diperoleh Bangsa Indonesia yaitu timbulnya golongan terpelajar yang sadar akan keterbelakangan bangsanya dan kemudian mempelopori munculnya pergerakan Nasional Indonesia.

Pengaruh Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

1. Bidang Politik.

a. Hilangnya kekuasaan Raja

b. Campur tangan pihak asing terhadap urusan Istana

c. Kewenangan Bupati berkurang dalam Pemerintahan.

2. Bidang Ekonomi.

a. Kehidupan ekonomi Bangsa Indonesia semakin merosot.

b. Kesejahteraan rakyat semakin menurun.

c. Sistim ekonomi uang mulai berkembang

d. Munculnya istilah monopoli

3. Bidang Sosial.

a. Makin meluasnya kebudayaan barat, sehingga kebudayaan tradisional mulai luntur.

b. Timbulnya kegelisahan, kekecewaan dan kebencian rakyat terhadap pemerintah Kolonial yang menimbulkan perlawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar